Pelosok
desa jauh dari kota, masih banyak sekali kekayaan alam yang terpendam disana
dapat merasakan keindahan alam, kenikmatan serta kebesaran Allah SWT. Namun
dalam kenyataan yang ada negeri ini masih ada yang miskin, kelaparan dan
terlantar. Sungguh ironis sekali negeri ini, sudah di anugrahi beribu-ribu
pulau, lautan yang terhampar luas tanah yang subur. Tapi dalam kenyataan masih
seperti sekarang. Apakah salah masyarakat yang bodoh ataupun pemimpin- pemimpin
bangsa ini yang mementingkan diri sendiri, wakil rakyat mewakili kenikmatan
rakyat saja tak peduli kepada sesama.
Saat
ini bukan saatnya menyalahkan negara ini, masyarakat ataupun pemimpin bangsa.
Saatnya sekarang bangkit dimulai dari pribadi masing- masing orang. Membangun
karakter yang bisa memajukan bangsa dan menjadikan masyarakat Indonesia makmur.
Banyak sekali pogram-pogram pemerintah untuk memajukan masyarakat Indonesia.
Berbagai cara telah banyak di coba, perubahan tidak dapat berubah seratus
delapan puluh derajat begitu saja. Dari kesadaran pribadi dan rasa saling
peduli terhadap sesama menjadi kunci utama menuju bangsa yang makmur, sejahtera
dan maju.
Baru
sadar dan benar- benar terasa tertancap dihati saat melihat daerah yang subur,
hijau tanaman menghiasinya merupakan bukti kekayaan. Dan diluar sana masyarakat
berjuang sekuat tenaga demi untuk megisi perut yang kosong bahkan ada yang
kelaparan. Apakah ini pedoman negara kita pancasila yang terkandung dalam
silanya ”keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kekayaan Indonesia
apabila terkelola secara maksimal bangsa ini akan maju masyarakat mskmur,
sejahtera. Bukan membuka pabrik asing di Indonesia dengan mendapatkan untung
yang tak seberapa bahkan mencekit rakyat kita sendiri.
Usaha
dari kita memperbaiki bangsa ini dengan mengasah generasi muda agar menjadi
generasi yang berkarakter. Action/ langkah berupa tindakan konkrit yang
ditunggu negeri ini. Mungkin hanya berapa persen penduduk atau warga Indonesia
yang bisa mendapatkan pendidikan sampai perkulihan. Maka mahasiswa yang hanya
sedikit ini harus mempunyai kesadaran dan karakter membangun bangsa. Kuliah
hanya mengharapkan lulus dan bisa bekerja harus kita luruskan. Orientasi kuliah
harus dapat membuat/menciptakan lapangan kerja yang seharusnya tertancap pada
prinsip seorang mahasiswa.
Melalui
lembaga training yang sangat efektif untuk menyadarkan mahasiswa agar
mindsetnya dapat berubah. Dengan lembaga training juga tidak hanya mencangkup
penyadaran pada mhasiswa, bahkan semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua
dapat kita berikan motivasi agar mereka memiliki semangat yang lebih. Tentunya
dalam memberikan training kepada kalangan- kalangan tersebut harus sesuai.
Bekerjasama dengan trainer-trainer yang berpengalaman dan apabila menyampaikan
mereka sudah pernah mengalami menjadi yang diberikan training menjadi yakin.
Dengan
adanya gambaran- gambaran yang ada dan kenyataan yang ada. Memberikan contoh
nyata walaupun keci yang berhasil dapat membuat segera melakukan yang lebih
baik. Mahasiswa yang bisa menggawangi hal seperti ini merupakan suatu yang luar
biasa. Dengan mendatangkan mahasiswa lain yang luar biasa dihadapan mahasiswa
banyak dapat juga memotivasi mereka. Memberikan pelajaran bagaimana pentingnya
disiplin, memnanajemen waktu membuat mahasiswa menjadi lebih berkualitas
mempunyai semangat yang luar biasa.
Kontribusi
untuk memajukan bangasa ini bukan hanya bisa diterapkan dengan harus sukses
dahulu atau menjadi sarjana. Dalam Tri Darma Perguruan Tinggi yang mempunyai
initi Pendidika, Penelitian dan Pengabdian. Mahasiawa haruslah berkontribusi
untuk masyarakat juga. Lembaga training dapat memberikan gambaran apa yang
seharusnya dilakukan masyarakat sekarang selain menyadarkan atau memotivasi
mhasiswa. Bahkan dari kalangaan anak kecil dapat diberikan dorongan semangat
untuk belajar dan semangat untuk terus malanjutkan pendidikan.
Menbuat
lembaga training “Etos Training Center” yang mencakup pemberian training
motivasi, outbond dan pengembangan diri. Merupakan salah satu solusi
tantangan-tantangan diatas.